3 Pemain Cape Verde Ini Pernah Main di BRI Super League

3-pemain-cape-verde-ini-pernah-main-di-bri-super-league

3 Pemain Cape Verde Ini Pernah Main di BRI Super League. Euforia masih menyelimuti pulau-pulau Cape Verde setelah timnas mereka mengukir sejarah dengan lolos ke Piala Dunia 2026 usai mengalahkan Eswatini 3-0 pada Senin malam, 13 Oktober 2025. Kemenangan itu bukan hanya tiket pertama ke turnamen besar, tapi juga prestasi bagi negara kepulauan kecil dengan populasi di bawah 600 ribu jiwa—menjadikannya negara kedua terkecil yang pernah ikut Piala Dunia. Di balik kegembiraan itu, ada cerita menarik dari tiga pemain Cape Verde yang pernah merumput di Liga 1 Indonesia: Yuran Fernandes, Mailson Lima, dan José Varela. Ketiganya membawa pengalaman dari kompetisi domestik Asia Tenggara ini ke level internasional, meski peran mereka di timnas berbeda-beda. Dengan Piala Dunia di depan mata, kisah mereka jadi pengingat bagaimana sepak bola menghubungkan benua, dari lapangan hijau di Makassar hingga stadion megah di Amerika Utara. Bagi penggemar Indonesia, ini nostalgia manis atas kontribusi mereka yang pernah bikin liga lokal lebih berwarna. BERITA VOLI

Yuran Fernandes: Benteng Kokoh PSM Makassar: 3 Pemain Cape Verde Ini Pernah Main di BRI Super League

Yuran Fernandes, bek tengah tangguh berusia 30 tahun, jadi figur paling menonjol di antara ketiganya saat ini. Sejak bergabung dengan PSM Makassar pada 2022, ia langsung jadi pilar pertahanan, tampil di lebih dari 60 laga dengan rata-rata 85 persen akurasi tackling. Lahir di Sal-Rei pada 19 Oktober 1994, Fernandes mulai karir di Portugal sebelum mendarat di Indonesia, di mana ia bantu PSM raih gelar Liga 1 musim 2022-2023. Di lapangan, ia dikenal dengan kemampuan membaca permainan dan duel udara yang dominan, sering kali jadi penyelamat saat tim tertekan. Musim ini, ia sudah catatkan clean sheet di lima laga awal, termasuk kemenangan krusial atas Persija Jakarta. Tak hanya di klub, Fernandes pernah wakili Cape Verde sekali di laga persahabatan 2023, di mana ia tampil solid melawan Togo. Saat berita lolos Piala Dunia pecah, Fernandes langsung unggah pesan bangga di media sosial: “Ini mimpi jadi nyata untuk kami semua.” Pengalamannya di Liga 1 beri ia adaptasi cepat terhadap gaya fisik Asia, yang ia bilang mirip intensitas Afrika. Bagi PSM, kehadirannya vital untuk perebutan gelar, tapi kini fokusnya terbagi antara klub dan persiapan timnas menuju 2026.

Mailson Lima: Kecepatan Sayap di Persib Bandung: 3 Pemain Cape Verde Ini Pernah Main di BRI Super League

Mailson Lima membawa angin segar ke Persib Bandung saat tiba pada Juli 2024 sebagai pemain bebas transfer. Pemain sayap kiri berusia 31 tahun ini, lahir di Den Haag pada 29 Mei 1994 dari orang tua Cape Verde, punya karir berliku sebelum mendarat di Bandung. Di Persib, ia tampil 19 kali musim lalu, cetak dua gol dan lima assist, terutama lewat kecepatan dan dribelnya yang bikin bek lawan pusing. Debutnya langsung impresif: assist krusial di kemenangan 3-1 atas Dewa United. Lima dikenal fleksibel, bisa main di kedua sayap atau sebagai gelandang serang, dengan rata-rata 2,5 dribel sukses per laga. Sebelum Indonesia, ia merumput di klub-klub Malta dan Kazakhstan, tapi Liga 1 beri ia panggung baru untuk tunjukkan potensi internasional. Sayangnya, kontraknya habis Juni 2025, dan kini ia pindah ke Hibernians FC di Malta, tapi kenangan di Persib tetap manis—terutama gol volinya melawan Borneo FC yang viral. Lima belum pernah caps untuk Cape Verde senior, tapi ia pernah ikut pemusatan latihan timnas U-23. Lolosnya Cape Verde ke Piala Dunia pasti jadi motivasi baginya untuk kembali ke radar pelatih, membawa pengalaman kecepatan ala Liga 1 ke skuad Blue Sharks.

José Varela: Winger Lincah Persikabo 1973

José Varela, winger cepat lahir 15 September 1997, singgah singkat tapi berkesan di Persikabo 1973 pada 2023. Di usia 26 tahun saat itu, ia bantu tim bertahan di Liga 1 dengan tiga gol dan empat assist dari 14 penampilan, terutama lewat umpan silang akurat dan kecepatan di sisi kanan. Varela, yang punya darah Cape Verde meski besar di Portugal, mulai karir di klub-klub seperti CD Aves dan Vitoria Setubal sebelum petualangan ke Asia. Di Persikabo, ia cepat adaptasi, cetak gol pertamanya di kemenangan 2-0 atas PSS Sleman, di mana dribelnya lewati dua bek jadi sorotan. Meski masa jabatannya pendek—hanya setengah musim sebelum kembali ke Alverca di Portugal—pengalaman itu beri ia rasa percaya diri. Kini, di usia 28, Varela main di Sintrense Liga 3 Portugal, tapi rekam jejaknya di Indonesia tunjukkan kemampuan bertahan di liga kompetitif. Ia belum caps untuk Cape Verde, tapi potensinya sebagai pemain sayap muda cocok untuk skuad yang butuh kedalaman. Lolos Piala Dunia ini bisa jadi panggilan baginya, mengingat gaya permainannya mirip pemain kunci seperti Ryan Mendes yang bikin perbedaan di kualifikasi.

Kesimpulan

Lolosnya Cape Verde ke Piala Dunia 2026 tak hanya soal satu malam ajaib, tapi juga warisan pemain seperti Yuran Fernandes, Mailson Lima, dan José Varela yang pernah beri warna di Liga 1 Indonesia. Pengalaman mereka di lapangan-lapangan panas Nusantara—dari Makassar hingga Bandung—bantu bangun fondasi mental tangguh yang dibutuhkan di turnamen global. Bagi sepak bola Indonesia, ini kenangan positif atas kontribusi asing yang bikin liga lebih hidup, sementara bagi Cape Verde, ini cerita inspirasi bahwa talenta bisa datang dari mana saja. Dengan 2026 di depan, ketiga pemain ini mungkin tak semua ikut, tapi jejak mereka pastikan Blue Sharks siap berlayar jauh. Penggemar di dua benua boleh bangga—sepak bola memang demikian, penuh kejutan dan koneksi tak terduga.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *