Fabio Cannavaro Jadikan Abdukodir Khusanov Senjata Utama

fabio-cannavaro-jadikan-abdukodir-khusanov-senjata-utama

Fabio Cannavaro Jadikan Abdukodir Khusanov Senjata Utama. Pagi ini, 7 Oktober 2025, penggemar sepak bola Asia ramai membahas pengangkatan Fabio Cannavaro sebagai pelatih timnas Uzbekistan, tepat menjelang Piala Dunia 2026 yang jadi debut historis bagi White Wolves. Legenda Italia, pemenang Ballon d’Or 2006 itu, langsung soroti Abdukodir Khusanov sebagai pilar utama pertahanan. Bek berusia 20 tahun dari Manchester City ini, yang baru saja pindah dari Lens dengan biaya 40 juta euro, disebut Cannavaro sebagai “senjata utama” untuk tantang raksasa dunia. “Khusanov punya insting bertahan ala Italia, cepat dan cerdas—dia kunci kami,” kata Cannavaro dalam konferensi pers perdananya di Tashkent. Ini bukan cuma pujian; Uzbekistan, yang lolos lewat playoff dramatis lawan Qatar, butuh fondasi kokoh untuk grup neraka berisi Brasil, Spanyol, dan Korea Selatan. Dengan Cannavaro di belakang kemudi, Khusanov bukan lagi talenta muda—dia jadi harapan besar bagi revolusi Uzbekistan di panggung global. BERITA TERKINI

Pengangkatan Cannavaro: Langkah Berani Uzbekistan Menuju Debut Dunia: Fabio Cannavaro Jadikan Abdukodir Khusanov Senjata Utama

Uzbekistan tak main-main saat pilih Fabio Cannavaro. Pengumuman resmi kemarin sore bikin heboh, setelah kesepakatan verbal sejak akhir September. Mantan pelatih China dan Al-Nassr ini datang dengan kontrak dua tahun, fokus utama: siapkan tim untuk World Cup di Amerika, Kanada, dan Meksiko. Uzbekistan lolos lewat kualifikasi Asia yang ketat, finis runner-up grup di ronde ketiga, lalu kalahkan Qatar 2-1 di playoff interkontinental. Tapi, tanpa pengalaman besar, federasi Uzbekistan Football Association (UFA) incar Cannavaro untuk bawa disiplin Italia ke skuad yang mayoritas pemain muda.

Cannavaro, 52 tahun, tak asing dengan tekanan tinggi. Karier pelatihnya penuh gejolak—dari kesuksesan Guangzhou Evergrande di China hingga pemecatan cepat di Al-Ahli Saudi. Tapi pengalamannya sebagai bek terbaik dunia, kapten Italia juara Piala Dunia 2006, bikin dia pas untuk Uzbekistan yang lemah di pertahanan. “Saya lihat potensi besar di sini, seperti Italia 2006—solid dari belakang,” ujarnya. Langkah ini juga dukung strategi UFA: rekrut pelatih Eropa untuk angkat level, mirip apa yang dilakukan Jepang atau Korea Selatan. Debut Cannavaro langsung diuji di Nations League Asia akhir bulan ini, lawan Iran dan Arab Saudi—kesempatan awal buat integrasikan Khusanov sebagai starter tetap.

Profil Khusanov: Dari Lens ke City, Kini Pilar Timnas: Fabio Cannavaro Jadikan Abdukodir Khusanov Senjata Utama

Abdukodir Khusanov bukan nama baru, tapi di bawah Cannavaro, dia bakal naik kelas. Lahir 2004 di Uzbekistan, bek tengah ini debut profesional di Pakhtakor Tashkent sebelum pindah ke Lens pada 2023. Di Ligue 1, dia main 50 laga, cetak dua gol, dan bantu Lens finis keenam—performa yang tarik Pep Guardiola. Musim panas lalu, Manchester City culik dia dengan 40 juta euro, bikin Khusanov jadi transfer termahal Uzbekistan sepanjang masa. “Dia bek lengkap: kuat duel udara, baca permainan bagus, dan bisa bawa bola dari belakang,” puji Guardiola, yang langsung jadikan Khusanov rotasi utama di samping Ruben Dias.

Di timnas, Khusanov sudah 25 caps sejak debut 2022, termasuk gol krusial lawan Qatar di playoff. Tingginya 186 cm dan kecepatan 35 km/jam bikin dia unggul lawan striker cepat seperti Vinicius Jr. Cannavaro lihat paralel dengan dirinya dulu: “Saya debut di usia muda, tapi Khusanov lebih siap—dia sudah lawan Mbappe di Prancis.” Ini senjata utama karena Uzbekistan butuh kestabilan belakang; di kualifikasi, mereka kebobolan 15 gol dari 18 laga. Khusanov, yang gabung City pas jeda internasional, langsung pulang ke timnas untuk sesi latihan pertama Cannavaro. “Ini mimpi, dilatih Cannavaro sambil main di City—saya siap jadi kapten masa depan,” katanya santai di media sosial.

Strategi Cannavaro: Bangun Pertahanan Sekitar Khusanov

Cannavaro tak buang waktu: strategi perdananya sentralisasi Khusanov sebagai jangkar pertahanan. “Kita main 3-5-2 ala Italia, dengan Khusanov di tengah—dia cover ruang, distribusi bola ke winger cepat seperti Shomurodov,” jelasnya. Ini ubah Uzbekistan dari tim kontra-serang jadi lebih proaktif, minimalkan kebobolan yang dulu jadi momok. Cannavaro rekrut asisten Italia untuk latih set-piece, di mana Khusanov unggul duel udara—statistik Lens tunjuk dia menang 68 persen header defensif.

Dampaknya langsung terasa. Latihan kemarin di Tashkent, Khusanov pimpin backline lawan simulasi Brasil, blok tiga tembakan—bikin rekan setim kagum. Tapi tantangan ada: adaptasi gaya Cannavaro yang ketat, plus jadwal padat City yang bisa batasi menitnya di timnas. Uzbekistan juga tambah dua naturalisasi potensial, tapi Cannavaro tegas: “Khusanov lokal hero—dia inti identitas kami.” Ini strategi cerdas; dengan Khusanov, Uzbekistan bisa curi poin dari Spanyol di grup World Cup, asal Cannavaro ciptakan chemistry cepat. Analis bilang, kalau sukses, ini bisa jadi cerita underdog ala Yunani 2004.

Kesimpulan

Pengangkatan Fabio Cannavaro sebagai pelatih Uzbekistan pada 7 Oktober 2025 ini bawa angin segar, terutama dengan Abdukodir Khusanov sebagai senjata utama pertahanan. Dari debut World Cup yang penuh harap hingga strategi 3-5-2 yang solid, duo ini punya potensi ubah nasib White Wolves. Khusanov, talenta City yang matang, dapat mentor sempurna di Cannavaro—legenda yang paham tekanan besar. Tantangannya jelas: grup maut dan adaptasi cepat. Tapi kalau klik, Uzbekistan tak cuma ikut pesta—mereka bisa bikin kejutan. Sepak bola Asia lagi naik daun, dan cerita ini bukti: talenta lokal plus pengalaman global bisa ciptakan mukjizat. Pantau Nations League nanti—mungkin awal dari legenda baru.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *