Statistik yang Membongkar Kehancuran Barcelona Saat Ini

statistik-yang-membongkar-kehancuran-barcelona-saat-ini

Statistik yang Membongkar Kehancuran Barcelona Saat Ini. Barcelona, raksasa La Liga yang dulu tak tersentuh, kini terpuruk dalam krisis identitas. Musim 2025/26 seharusnya jadi era baru di bawah Hansi Flick, tapi kenyataannya jauh dari itu. Setelah memulai dengan ambisi tinggi—pengeluaran transfer mencapai 200 juta euro—tim Catalan ini malah merosot tajam. Enam kekalahan dari sepuluh laga terakhir di semua kompetisi, termasuk 3-0 kalah dari Real Madrid di El Clasico Oktober lalu, membuat mereka tertinggal 12 poin dari puncak La Liga. Di Liga Champions, dua kekalahan beruntun dari tim seperti Benfica dan Porto tambah pil pahit. Statistik musim ini bukan cuma angka; ia bongkar retak fondasi yang dulu kokoh. INFO SLOT

Performa Liga Domestik yang Memprihatinkan: Statistik yang Membongkar Kehancuran Barcelona Saat Ini

Di La Liga, Barcelona duduk di peringkat keenam dengan 22 poin dari 14 laga—hanya delapan kemenangan, tiga seri, dan tiga kekalahan. Ini rekor terburuk untuk awal musim sejak 2018/19 di bawah Ernesto Valverde. Gol dicetak 28 kali, tapi kebobolan 18—defisit +10 yang jarang terlihat di skuad ini. Rata-rata kepemilikan bola 62% tak lagi berarti: xG (expected goals) mereka hanya 1,8 per laga, turun 25% dari musim lalu. Di kandang Camp Nou, yang seharusnya benteng, mereka kalah dua kali dari tim papan tengah seperti Villarreal dan Sevilla—kekalahan kandang terbanyak sejak 2014. Flick akui rotasi skuad gagal: tujuh pemain utama main di atas 90% menit, bikin kelelahan kronis.

Krisis di Liga Champions dan Eropa: Statistik yang Membongkar Kehancuran Barcelona Saat Ini

Eropa, yang dulu jadi taman bermain Barcelona, kini jadi neraka. Di fase grup Liga Champions 2025/26, mereka hanya kumpul empat poin dari empat laga: satu kemenangan, satu seri, dua kekalahan. Kekalahan 2-0 dari Porto adalah yang ketiga berturut-turut di fase awal sejak 2022. Statistik defensif paling mencolok: 12 gol kebobolan dari set-piece musim ini, naik 300% dari rata-rata tiga tahun lalu. Possession 65% tak ubah fakta: Barcelona kalah duel udara 55% kali, lemah di transisi cepat. Di Copa del Rey, perempat final lawan Atletico Madrid berakhir seri 1-1 agregat, tapi penalti gagal bikin mereka tersingkir lebih awal dari biasanya. Ini pertama kalinya sejak 2016 mereka tak lolos semifinal.

Masalah Individu dan Cedera yang Menumpuk

Statistik pemain ungkap lubang lebih dalam. Robert Lewandowski, yang cetak 26 gol musim lalu, kini stuck di delapan gol—konversi tembakan hanya 12%, terburuk karirnya. Lamine Yamal, bintang muda, ciptakan peluang tapi assist-nya turun 40%. Defensif: Ronald Araujo dapat kartu merah tiga kali musim ini, rekor pribadi, sementara Jules Koundé lemah di duel satu lawan satu (menang 45%). Cedera jadi mimpi buruk: 15 kasus musim ini, termasuk Frenkie de Jong absen 10 laga dan Pedri cedera hamstring lagi. Ini bikin kedalaman skuad tipis—cadangan seperti Ansu Fati main di bawah ekspektasi, dengan xG underperformance 0,5 per 90 menit.

Kesimpulan

Statistik musim 2025/26 bongkar kehancuran Barcelona: dari dominasi ke ketergantungan yang rapuh. Possession tinggi tak lagi cukup tanpa efisiensi gol dan soliditas belakang. Flick punya visi, tapi tanpa perbaikan cepat—mulai dari rotasi pintar dan rekrutmen bek—klub ini bisa lewatkan gelar lagi. Fans Camp Nou tetap setia, tapi angka tak bohong: ini saatnya reformasi total, atau era kejayaan cuma jadi cerita lama. Barcelona pernah bangkit dari abu; kini, saatnya ulangi sejarah itu sebelum terlambat.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *