Cole Palmer Kecam Kritik Yang Beredar Soal Chelsea. Cole Palmer kembali menjadi sorotan utama bagi para penikmat sepak bola dunia pada saat ia angkat suara menanggapi kritik yang diarahkan kepada Chelsea, setelah klub asal London Barat ini menjuarai Piala Dunia Antarklub 2025 usai menumbangkan Paris Saint‑Germain dengan skor meyakinkan 3‑0 di MetLife Stadium, New Jersey, pada tanggal 13 Juli 2025. BERITA LAINNYA
Penampilannya luar biasa, termasuk mencetak dua gol dan memberikan assist, sekaligus meraih penghargaan MVP sebagai pemain terbaik turnamen, membuatnya tak bisa tinggal diam melihat komentar pedas yang terus berdatangan. Dalam wawancara pasca‑final yang disiarkan DAZN, Palmer tak menahan rasa puasnya. Ia menyampaikan bahwa timnya telah “dikritik habis‑habisan” sepanjang musim, namun kemenangan ini membungkam semua suara sumbang tersebut.
“Everyone has talked a lot of s*** about us all season, but I feel like we’re going in the right direction,” ujarnya dengan tegas. Pernyataan ini bukan hanya simbol kekecewaan, melainkan juga ekspresi rasa percaya diri yang tumbuh seiring performanya yang konsisten di lagalaga besar. Bukan hal baru bagi Palmer untuk tampil impresif di pentas final.
Tak lama sebelum ini, ia menunjukkan kelasnya dalam final Piala Liga Konferensi Eropa melawan Real Betis pada Mei 2025, di mana ia membukukan dua assist dan dinobatkan sebagai Man of the Match. Kini, ia membuktikan kepada kritikus bahwa bukan sekadar keberuntungan, karena Palmer memiliki kemampuan untuk tampil ketika tekanan paling tinggi.
Dua gol Palmer di final Piala Dunia Antarklub didapatnya pada menit ke‑22 dan ke‑30, dengan suguhan permainan yang menenangkan dan akurasi tembakan yang luar biasa, seperti dikisahkan Sky Sports yang menyebutnya “Ice‑Cole” karena ketenangannya di bawah terik tex dan sorotan pertandingan. Selain mencetak gol, ia juga menyodorkan assist brilian kepada João Pedro menjelang akhir babak pertama, temasuk tindakan di final untuk menyegel kemenangan dan gelar bagi Chelsea.
Pelatih Enzo Maresca juga angkat bicara, memuji kecemerlangan Palmer dalam menjalankan taktik tim. Ia mengungkap strategi Chelsea difokuskan untuk menciptakan ruang bagi Palmer, dan sang gelandang membalas kepercayaan tersebut melalui performa cemerlang. Maresca menambahkan bahwa sejak awal final, Chelsea sudah memiliki kendali dan meraih kemenangan di sepuluh menit pertama karena intensitas, kecepatannya, serta ide permainan yang ditanamkan kepada pemain.
Bagi Palmer pribadi, momen ini bukan hanya soal prestasi klub semata, melainkan juga bukti bahwa kepercayaan yang diletakkan di pundaknya berpangkal pada kualitas nyata. Ia mengaku “senang final,” menegaskan bahwa ia mampu tampil maksimal bahkan ketika tekanan mencapai puncak. Kalimat singkat “I like finals” yang diulangnya secara konsisten mencerminkan mental juara yang ia miliki dan berpotensi untuk meroketkan karirnya di level tertinggi masih terbuka lebar.
Kesuksesan Chelsea di turnamen ini juga menjadi tonggak penting dalam membangun narasi yang lebih besar bahwa skuad muda yang baru dibangun di bawah asuhan Maresca tengah menegaskan eksistensinya. Palmer, yang menjadi sosok utama, percaya gelar Piala Dunia Antarklub hanyalah langkah awal dari proyek jangka panjang. Ia menyatakan klub sedang “membangun sesuatu yang spesial, yang penting,” sebuah visi yang ia yakini akan terus berkembang ke arah yang lebih besar.
Kesimpulan: Cole Palmer Kecam Kritik Yang Beredar Soal Chelsea
Respons keras Palmer terhadap kritik bukan sekadar emosi spontan. Ia menyikapinya sebagai motivasi. Menurut laporan dari beberapa media, sang gelandang merasa tersenyum kecil setiap kali mendengar kata “mereka meragukan kita,” karena baginya itu merupakan tantangan yang harus dijawab di lapangan. Respon itu tidak kasar, melainkan sinyal tegas bahwa ia dan Chelsea telah membuktikan diri lebih dari sekadar omongan publik.