FICG Menunda Laga Serie A Agar Italia Dapat Lolos Piala Dunia. Di tengah perjuangan tim nasional Italia untuk mengamankan tiket Piala Dunia 2026, Federasi Sepak Bola Italia—orang dalam menyebutnya FIGC—membuat langkah berani yang mengguncang jadwal domestik. Presiden FIGC, Gabriele Gravina, secara terbuka mengusulkan penundaan ronde ke-30 Serie A yang dijadwalkan pada 21 Maret 2026, tepat saat playoff kualifikasi Piala Dunia memasuki fase krusial. Langkah ini datang setelah Italia tersingkir dari jalur utama kualifikasi dan terpaksa bertarung di playoff, di mana setiap hari persiapan terasa seperti emas. Dengan pelatih Gennaro Gattuso yang baru saja mengambil alih, tekanan semakin tinggi—tim Azzurri butuh waktu ekstra untuk menyatukan skuad dari klub-klub sibuk. Usulan ini bukan sekadar permintaan administratif; ini soal nasib bangsa di panggung dunia. Apa yang mendorong keputusan ini, dan bagaimana dampaknya? Mari kita bedah tiga aspek utama: alasan mendesak dari FIGC, reaksi panas dari liga, dan potensi keuntungan bagi tim nasional. REVIEW FILM
Alasan Mendesak dari FIGC untuk Penundaan: FICG Menunda Laga Serie A Agar Italia Dapat Lolos Piala Dunia
Gravina tak main-main saat menyatakan keinginannya menunda laga Serie A demi memberi Azzurri napas panjang sebelum playoff. Jadwal ronde ke-30 bentrok langsung dengan periode pemulihan pasca-laga internasional awal Maret, di mana pemain kunci seperti Alessandro Bastoni dan Jorginho akan kelelahan setelah musim panjang. FIGC melihat ini sebagai bom waktu: tanpa penundaan, pelatih Gattuso hanya punya tiga hari untuk latihan kolektif sebelum menghadapi lawan playoff yang belum diumumkan, tapi pasti tangguh seperti tim dari Eropa Utara atau Amerika Selatan. Gravina, yang sudah lama mengadvokasi prioritas tim nasional, bilang ini soal “memberi Italia kesempatan adil” di kualifikasi, mengingat kegagalan lolos ke dua turnamen besar sebelumnya masih membekas.
Diskusi formal dijadwalkan awal Februari 2026, tapi Gravina sudah mulai lobi klub-klub besar sejak pekan lalu. Ini bukan pertama kalinya; musim lalu, FIGC sukses tunda laga untuk Euro, tapi kali ini taruhannya lebih tinggi karena Piala Dunia adalah impian kolektif. Pemain seperti Gianluigi Donnarumma sudah vokal soal kebutuhan istirahat, mengatakan “kami butuh waktu untuk jadi tim, bukan sekadar individu lelah”. Alasan ini masuk akal: data menunjukkan tim nasional yang punya window persiapan lebih panjang punya tingkat kemenangan 25 persen lebih tinggi di playoff. Bagi FIGC, penundaan ini adalah investasi murah untuk potensi keajaiban di Amerika, Meksiko, dan Kanada nanti.
Reaksi Beragam dari Klub dan Penggemar Serie A: FICG Menunda Laga Serie A Agar Italia Dapat Lolos Piala Dunia
Usulan penundaan ini langsung memicu badai di kalangan klub Serie A, di mana prioritas liga domestik sering bentrok dengan agenda nasional. Klub-klub papan atas seperti Inter Milan dan Juventus, yang punya banyak pemain inti di tim nasional, cenderung mendukung—mereka tak mau bintangnya pulang cedera dari playoff. Tapi tim-tim menengah, yang bergantung pada poin ronde itu untuk bertahan dari degradasi, langsung protes keras. CEO Serie A bahkan sebut ini “gangguan tak perlu” yang bisa rusak ritme kompetisi, mengingat musim sudah padat dengan jeda internasional lain. Penggemar pun terbelah: di forum online, sebagian bilang “tim nasional dulu”, sementara yang lain khawatir penundaan bikin akhir musim molor hingga Mei, bentrok liburan musim panas.
Reaksi ini mirip kontroversi serupa di liga lain, tapi di Italia, emosinya lebih dalam karena sejarah kegagalan Azzurri. Beberapa direktur klub sudah janji diskusi konstruktif di Februari, tapi ada ancaman boikot jika tak ada kompensasi seperti slot tambahan di kompetisi Eropa. Gravina pintar mainkan kartu emosional, ingatkan bahwa sukses tim nasional bikin nilai hak siar liga naik 15 persen pasca-trofi besar. Meski begitu, tekanan ini bisa jadi ujian bagi kesatuan sepak bola Italia—jika gagal sepakat, bisa picu konflik panjang yang malah bikin semua kalah.
Potensi Manfaat bagi Persiapan Tim Nasional Italia
Bayangkan Gattuso punya seminggu penuh untuk drill taktik khusus: penundaan ini bisa ubah nasib playoff Azzurri secara dramatis. Saat ini, Italia duduk di posisi rentan setelah hasil buruk di fase grup kualifikasi, dengan Gattuso yang baru ambil alih dari Luciano Spalletti bulan lalu. Window ekstra berarti ia bisa fokus bangun chemistry di lini tengah, di mana Nicolo Barella dan Davide Frattesi butuh sinkronisasi lebih baik. Pemain seperti Alessandro Buongiorno, yang absen di laga kualifikasi sebelumnya karena cedera, juga punya waktu pulih total tanpa buru-buru kembali ke klub.
Manfaatnya tak berhenti di lapangan: secara mental, ini beri Azzurri rasa dukungan dari federasi, yang krusial setelah dua kegagalan beruntun lolos ke Piala Dunia dan Euro. Gattuso, dikenal tegas, sudah bilang timnya ” lapar trofi”, dan penundaan ini seperti bensin tambahan. Secara historis, tim seperti Prancis 2018 sukses berkat persiapan serupa, cetak gelar dunia. Bagi Italia, ini kesempatan balas dendam—lolos playoff berarti lolos turnamen, dan dengan skuad muda berbakat, potensi juara tak mustahil. FIGC yakin, investasi ini bakal bayar lunas jika Azzurri angkat trofi di 2026.
Kesimpulan
Usulan FIGC untuk tunda ronde Serie A adalah langkah cerdas di saat genting, didorong alasan mendesak, meski picu reaksi beragam dari liga. Bagi tim nasional Italia, ini bisa jadi kunci lolos Piala Dunia 2026, beri Gattuso amunisi untuk bangun tim tangguh. Dengan diskusi Februari di depan mata, bola ada di tangan semua pihak—klub, federasi, dan penggemar. Jika sepakat, ini cerita sukses kolaborasi; jika tak, risiko kegagalan tambah besar. Italia pantas dapat kesempatan kedua di panggung dunia, dan penundaan ini mungkin jembatan menuju sana. Azzurri siap bangkit—pertanyaannya, apakah sepak bola Italia bersatu untuk itu?