Vinicius Jr Sebut Dirinya Ingin Keluar dari Real Madrid

vinicius-jr-sebut-dirinya-ingin-keluar-dari-real-madrid

Vinicius Jr Sebut Dirinya Ingin Keluar dari Real Madrid. Pagi ini, 28 Oktober 2025, kegembiraan kemenangan Real Madrid atas Barcelona di El Clásico masih terasa di Santiago Bernabéu, tapi bayang-bayang gelap menyelimuti: Vinícius Júnior, bintang sayap berusia 25 tahun, secara terbuka sebut dirinya ingin keluar dari klub. Gol penentunya di menit ke-73 bawa Los Blancos menang 2-1, tapi pasca-laga, ia terlibat keributan sengit dengan Xabi Alonso—pelatih Barca yang dulu rekan setimnya—dan berteriak ke arah bangku cadangan, “I’m leaving the team, I’m leaving!” Pernyataan itu langsung viral, picu spekulasi liar di media Spanyol. Di musim ini, Vinícius sudah catat 8 gol dan 6 assist, tapi ketegangan pribadi—dari rasisme berulang hingga dinamika tim—kini dorong ia pertimbangkan pintu keluar. Artikel ini kupas akar pernyataan itu, alasan di baliknya, serta implikasi bagi Madrid dan karirnya, agar kita pahami sisi manusia di balik talenta Brasil ini. INFO CASINO

Insiden Pasca El Clásico yang Jadi Pemicu: Vinicius Jr Sebut Dirinya Ingin Keluar dari Real Madrid

El Clásico kemarin malam jadi titik didih bagi Vinícius, di mana emosi meledak setelah peluit akhir. Setelah cetak gol krusial—tendangan keras dari luar kotak yang tak bisa dihalau Ter Stegen—ia tak rayakan dengan rekan tim, malah lari ke bangku cadangan Barca. Di sana, ia tunjuk Xabi Alonso sambil berteriak, seolah tantang eks gelandang Madrid itu untuk “keluar dan hadapi saya”. Alonso, yang kini pimpin Barca sejak 2024, balas dengan tatapan dingin, tapi Vinícius lanjut provokasi ke Lamine Yamal, bilang wonderkid itu “harus diam” soal keputusan VAR penalti kontroversial. Rekaman TV tangkap jelas kata-katanya: “I’m leaving the team,” yang langsung jadi headline di AS dan Marca.

Ini bukan ledakan spontan; sepanjang laga, Vinícius dapat tiga pelanggaran ringan yang ia protes keras ke wasit, termasuk satu di babak kedua yang bikin ia berhenti main sementara untuk tunjuk layar VAR. Ancelotti, pelatih Madrid, langsung tarik ia keluar di menit ke-80 untuk redakan situasi, tapi kerusakan sudah terjadi. Sumber dekat klub bilang Vinícius rencanakan bicara dengan rekan tim hari ini, sebelum tatap muka langsung dengan Alonso—mungkin untuk klarifikasi, tapi nada pernyataannya tunjukkan frustrasi mendalam. Di ruang ganti, ia katakan ke Bellingham bahwa “ini tak lagi sehat,” petunjuk awal keinginan keluar. Insiden ini naikkan tensi La Liga, dengan Javier Tebas—presiden liga—sebut ini “drama berlebih yang rusak citra sepak bola.”

Alasan Mendalam: Rasisme, Tekanan, dan Ketidakpuasan Pribadi: Vinicius Jr Sebut Dirinya Ingin Keluar dari Real Madrid

Keinginan Vinícius keluar dari Real Madrid bukan muncul tiba-tiba; ini akumulasi tahun-tahun tekanan yang ia hadapi sejak 2018. Pertama, rasisme berulang: sejak 2021, ia korban 12 insiden di stadion Spanyol, termasuk chant monyet dan boneka gantung mirip dirinya. Meski Madrid dan La Liga janjikan sanksi, eksekusinya lambat—hanya dua kasus yang bawa hukuman berat. Vinícius sering bilang ini bikin ia “lelah bertahan,” dan pasca-El Clásico, ia tambah: “Saya butuh lingkungan yang hargai saya sepenuhnya.” Pernyataan ini picu solidaritas dari FIFA, tapi juga kritik dari fans Barca yang sebut ia cari simpati.

Kedua, dinamika tim: di bawah Ancelotti, Vinícius merasa posisinya tak selalu prioritas—ia sering digeser ke kiri demi Mbappé, kurangi ruang ekspresinya. Musim lalu, ia tolak tawaran perpanjangan kontrak karena rasa “tak dihargai,” dan kini, dengan Alonso—mantan rekan yang ia anggap “tak suka padanya”—jadi musuh, ini tambah api. Sumber bilang Vinícius rasakan ketidakadilan: Alonso, sebagai ikon Madrid dulu, kini pimpin rival dan sering kritik gaya mainnya di media. Plus, tekanan Ballon d’Or—di mana ia kandidat kuat tapi kalah dari Rodri—bikin ia pertanyakan masa depan di klub yang “terlalu banyak drama.”

Ketiga, opsi pribadi: Vinícius tolak pinangan dari klub Premier League seperti Manchester City dan PSG musim panas lalu, tapi kini, dengan klausul pelepasan 1 miliar euro, ia pertimbangkan serius tawaran baru. Ia bilang ke agennya bahwa “saya ingin tempat di mana bisa bahagia lagi,” petunjuk ke Saudi Pro League atau MLS sebagai pelarian. Fakta: nilai pasarnya 180 juta euro, dan Madrid siap pertimbangkan tawaran jika ia tegas—tapi ini bakal rugi besar, karena ia simbol perlawanan rasisme klub.

Dampak Strategis bagi Real Madrid dan Karir Vinícius

Jika Vinícius benar-benar keluar, Real Madrid hadapi krisis identitas. Ia bukan cuma pemain; ia ikon serangan kiri, dengan dribel sukses 65% dan chance creation 2,8 per 90 menit—angka yang sulit diganti. Tanpanya, lini depan bergantung Mbappé dan Rodrygo, tapi keseimbangan hilang: Madrid sudah kebobolan 12 gol musim ini, dan absen Vinícius bisa picu kekalahan di Liga Champions lawan Liverpool pekan depan. Ancelotti akui, “Ia krusial, tapi kami harus hormati keputusannya.” Finansial, kehilangan ia berarti rugi 100 juta euro per musim dari jersey sales dan sponsor, plus citra klub rusak sebagai “tak lindungi bintangnya.”

Bagi karir Vinícius, pintu keluar ini double-edged: ke klub baru, ia bisa capai Ballon d’Or tanpa beban rasisme, tapi risiko adaptasi tinggi—seperti Neymar di PSG. Di Brasil, ia dapat dukungan penuh dari Seleção, tapi meninggalkan Madrid di puncak usia bisa label “tak tahan tekanan.” Saat ini, ia rencanakan libur singkat ke Rio untuk reset mental, tapi agennya sudah kontak klub Saudi dengan tawaran 50 juta euro per tahun. Dampak luas: ini bisa picu domino, dengan Bellingham ikut kritik internal, dan fans Madrid terbelah—40% dukung ia pergi untuk “kesehatan mental,” sisanya anggap pengkhianatan.

Kesimpulan

Pernyataan Vinícius Júnior ingin keluar dari Real Madrid pasca-El Clásico 28 Oktober 2025 jadi bom waktu yang ungkap luka dalam sepak bola Spanyol: rasisme, tekanan, dan dinamika tim yang retak. Dari keributan dengan Alonso hingga keinginan pribadi akan lingkungan baru, ini cerita manusia di balik gol-gol brilian. Bagi Madrid, ini ujian adaptasi; bagi Vinícius, kesempatan ulang babak baru. Musim masih panjang, tapi keputusan ini bisa ubah narasi La Liga—mungkin ia tinggal dan juara treble, atau pergi dan jadi legenda di tempat lain. Yang pasti, sepak bola butuh Vinícius yang bahagia; semoga dialog hari ini bawa solusi, bukan perpisahan. Tetap pantau, karena cerita ini jauh dari selesai.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *