Apakah VAR Memperlambat Permainan? Analisis Durasi Dan Jeda. Sejak VAR resmi dipakai di liga-liga top mulai musim 2019/20, satu keluhan paling keras dari penonton, pelatih, dan pemain adalah: “Pertandingan jadi terlalu lama!” Data akhir 2025 membuktikan mereka tidak salah. Rata-rata durasi laga kini 100–105 menit (dari sebelumnya 95–97 menit), sementara waktu bola bergerak efektif malah turun jadi 56–59 menit per pertandingan. VAR memang menambah akurasi, tapi juga menambah jeda panjang yang bikin penonton menguap. Berikut fakta-fakta dingin soal seberapa besar VAR memperlambat permainan. INFO SLOT
Rata-Rata Jeda Per Review dan Akumulasi Waktu: Apakah VAR Memperlambat Permainan? Analisis Durasi Dan Jeda
Satu review VAR standar memakan waktu 60–90 detik, tapi kasus rumit bisa sampai 4–6 menit. Di Premier League musim 2024/25, rata-rata ada 3,8 review per laga (offside 1,8 kali, penalti/handball 1,2 kali, kartu merah 0,3 kali, gol/no gol 0,5 kali). Total jeda VAR per laga: 6–9 menit. Tambahan injury time karena VAR juga melonjak. Sebelum VAR, injury time rata-rata 5–7 menit total. Kini 11–15 menit bukan hal aneh. Contoh ekstrem: laga Arsenal vs Manchester City Oktober 2025, injury time babak kedua 17 menit karena empat kali review VAR berturut-turut.
Perbandingan Sebelum dan Sesudah VAR: Apakah VAR Memperlambat Permainan? Analisis Durasi Dan Jeda
Sebelum VAR (musim 2017/18), waktu bola bergerak efektif di lima liga top Eropa rata-rata 58 menit 30 detik. Musim 2024/25 turun jadi 56 menit 10 detik – penurunan hampir 2,5 menit. Penyebab utama:
- Pemain menunggu keputusan sebelum merayakan gol (rata-rata 20–30 detik ekstra per gol).
- Wasit lapangan sering “menunda” peluit saat ada potensi review.
- Perayaan gol yang tertunda membuat momentum tim menyerang putus. Hasilnya, meski total durasi naik 8–10 menit, sepak bola yang sebenarnya dimainkan justru berkurang.
Upaya perbaikan seperti semi-automatic offside (dipakai sejak 2024) memang pangkas waktu offside dari 70 detik jadi 25 detik, tapi area abu-abu seperti handball dan diving masih memakan waktu lama.
Dampak Psikologis dan Fisik pada Pemain
Pelatih besar seperti Klopp, Guardiola, dan Arteta kompak bilang: jeda panjang bikin pemain kehilangan fokus dan ritme. Suhu tubuh turun, otot mendingin, risiko cedera naik 18% di menit-menit setelah review panjang (data medis klub-klub top). Penonton di stadion juga frustrasi – sorak sorai gol langsung mati saat muncul tulisan “Checking Possible Offside” di layar besar. Akibatnya, atmosfer pertandingan yang dulu membara kini sering terasa seperti menonton drama prosedural di pengadilan.
Kesimpulan
Jawabannya jelas: ya, VAR memperlama pertandingan secara signifikan. Rata-rata 8–12 menit ekstra per laga bukan angka kecil, apalagi jika ditambah jeda lain (substitusi, injury). Yang hilang bukan hanya waktu, tapi juga spontanitas, gairah, dan “jiwa” sepak bola itu sendiri. Solusi semi-otomatis dan batas waktu review 60 detik sudah membantu, tapi belum cukup. Di 2025, IFAB lagi uji coba “VAR “light” dengan review maksimal 45 detik dan hanya untuk empat kasus besar (gol, penalti, kartu merah langsung, identitas salah). Kalau berhasil, mungkin kita bisa kembali ke pertandingan 97 menit yang seru, bukan 105 menit yang terasa seperti sidang. Sampai itu tiba, sabun dan sabar tetap jadi teman terbaik penonton sepak bola modern.