Bintang Sepak Bola yang Performanya Sedang Menurun. Musim 2025/26 membawa angin segar sekaligus kekecewaan bagi para penggemar sepak bola, terutama saat melihat bintang-bintang besar yang performanya tiba-tiba merosot tajam. Dari penyerang legendaris hingga gelandang muda berbakat, beberapa nama top kini jadi sorotan karena gol yang mandul, assist minim, atau kesalahan defensif yang berulang. Penurunan ini tak hanya soal statistik, tapi juga dampaknya pada tim dan karir pribadi. Mohamed Salah, Neymar, dan Florian Wirtz jadi contoh mencolok, di mana faktor usia, cedera, dan tekanan taktik bikin mereka tampil di bawah ekspektasi. Di tengah kompetisi sengit Liga Champions dan liga domestik, fenomena ini ingatkan bahwa bahkan pemain elite pun bisa goyah, tapi juga buka peluang comeback yang dramatis. TIPS MASAK
Mohamed Salah: Penurunan Tajam di Liverpool: Bintang Sepak Bola yang Performanya Sedang Menurun
Mohamed Salah, ikon Liverpool yang baru perpanjang kontrak April lalu, alami musim yang bikin fans geleng-geleng. Sejak awal 2025/26, pria Mesir berusia 33 tahun ini cuma cetak tujuh gol dari 24 laga, jauh dari rekor 20-plus gol per musim sebelumnya. Jamie Carragher, mantan rekan setimnya, bilang blak-blakan: “Kakinya sudah tak secepat dulu.” Salah yang dulu andal dribble dan finis dingin kini sering kehilangan duel satu lawan satu, dengan tingkat konversi peluang turun jadi 12 persen—setengah dari rata-rata karirnya. Liverpool sendiri alami kemerosotan tim, kalah enam dari 15 laga awal, di mana Salah jarang jadi penyelamat. Cedera hamstring ringan awal musim tambah bikin dia absen empat pekan, tapi intinya: usia mulai ambil jatah. Meski begitu, Salah tetap ciptakan delapan assist, tunjukkan visi permainannya utuh, tapi kecepatan yang dulu bikin dia tak tergantikan kini jadi beban.
Neymar: Bayang-Bayang Cedera di Santos: Bintang Sepak Bola yang Performanya Sedang Menurun
Neymar, mantan bintang Brasil yang kembali ke Santos musim panas lalu, hadapi musim neraka yang bikin karirnya dipertanyakan. Pria 33 tahun ini cuma main 10 laga sebelum cedera lutut parah Desember ini, dan Santos terperosok di zona degradasi dengan tiga laga tersisa. Dari yang dulu dominan di Paris dan Barcelona, Neymar kini tampak lamban, dengan dribel sukses turun 40 persen dan nol gol musim ini. Cedera berulang—dari pergelangan kaki hingga punggung—bikin dia absen 70 persen laga sejak 2023, dan pelatih Santos akui sulit bangun ritme. “Dia seperti bayangan dirinya sendiri,” kata analis Brasil. Penurunan ini tak cuma fisik; tekanan pulang ke klub asal bikin mentalnya terganggu, terlihat dari assist minim dan passing akurasi 78 persen, di bawah standar elitnya. Santos butuh dia bangkit, tapi prognosis dokter bilang absen sampai akhir tahun, tambah gelap prospek degradasi.
Florian Wirtz: Tekanan di Bayer Leverkusen
Florian Wirtz, gelandang wonderkid Jerman berusia 22 tahun, jadi contoh penurunan di kalangan pemain muda. Di Bayer Leverkusen, yang juara Bundesliga lalu, Wirtz yang dulu cetak 11 gol dan 12 assist musim 2024/25 kini stuck di lima gol dari 18 laga. Cedera bahu awal musim bikin dia absen dua bulan, dan sejak kembali, kreativitasnya pudar—hanya tiga assist dan passing kunci per laga turun dari 3,2 jadi 1,8. Pelatih Xabi Alonso rotasi dia lebih sering, tapi Wirtz tampak kehilangan percaya diri, terlihat dari 15 kesalahan passing per laga. Tekanan jadi penerus Toni Kroos di timnas Jerman tambah beban, apalagi Leverkusen kalah empat laga beruntun Oktober. “Dia butuh waktu, tapi musim ini terlalu krusial,” kata mantan pelatihnya. Penurunan ini tunjukkan betapa rapuhnya transisi dari bintang muda ke ikon, di mana ekspektasi tinggi bisa bikin performa mandek.
Dampak Lebih Luas pada Tim dan Liga
Penurunan tiga bintang ini tak berdiri sendiri; Liverpool, Santos, dan Leverkusen semuanya alami musim buruk. Liverpool tertinggal 10 poin dari puncak Premier League, Santos hadapi ancaman turun kasta pertama sejak 2016, sementara Leverkusen gagal pertahankan gelar. Di level timnas, Salah dan Neymar lewatkan peluang emas kualifikasi Piala Dunia 2026, dan Wirtz kesulitan pimpin Jerman di Nations League. Analis sebut ini tren: usia rata-rata pemain top naik, tapi rotasi minim bikin kelelahan kronis. Liga-liga besar seperti Premier dan Bundesliga lihat peningkatan cedera 15 persen musim ini, paksa pelatih seperti Arne Slot di Liverpool adaptasi taktik. Bagi fans, ini momen pahit, tapi juga ingatkan bahwa sepak bola dinamis—penurunan bisa jadi katalis perubahan skuad.
Kesimpulan
Penurunan performa Salah, Neymar, dan Wirtz di musim 2025/26 jadi pengingat keras bahwa tak ada yang abadi di sepak bola. Dari usia yang tak bisa dibohongi hingga cedera yang tak terduga, faktor-faktor ini uji ketangguhan bintang-bintang ini. Tapi sejarah tunjukkan comeback mungkin: ingat Ronaldo yang bangkit usia 30-an. Liverpool butuh Salah temukan api lagi, Santos harap Neymar pulih, dan Leverkusen yakin Wirtz matang. Musim masih panjang, dan penurunan ini bisa jadi cerita sukses akhirnya. Yang pasti, sepak bola tetap indah karena ketidakpastiannya—siapa tahu, trio ini justru jadi pahlawan di paruh kedua.