Jamie Vardy Buat Kejutan Besar di Serie A!. Di tengah musim Serie A 2025-26 yang baru berjalan dua pekan, kejutan besar datang dari klub promosi Cremonese dengan kedatangan Jamie Vardy, penyerang legendaris asal Inggris berusia 38 tahun. Pemain yang dikenal sebagai pahlawan tak terduga di liga domestik Inggris ini resmi bergabung sebagai agen bebas pada 1 September 2025, menandatangani kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan jika tim bertahan dari ancaman degradasi. Langkah ini tak hanya menyegarkan skuad Cremonese, yang baru naik kelas lewat play-off Serie B musim lalu, tapi juga menambah bumbu drama di kompetisi Italia. Vardy, yang meninggalkan Leicester City setelah 13 tahun penuh prestasi termasuk gelar liga pada 2016 dan Piala FA 2021, kini siap membuktikan diri di negeri pizza dan taktik ketat. Sambutan hangat dari suporter, lengkap dengan nyanyian “bawa kami ke Eropa”, menunjukkan betapa ia langsung jadi ikon baru. INFO SLOT
Perjalanan Karier Vardy Menuju Italia: Jamie Vardy Buat Kejutan Besar di Serie A!
Vardy tak asing dengan cerita underdog; ia bangkit dari klub amatir Stocksbridge Park Steels pada 2007, melewati Halifax Town, hingga bergabung dengan Leicester pada 2012 seharga hanya 1 juta pound. Di sana, ia mencetak 200 gol dalam 500 penampilan, termasuk gol krusial di laga terakhirnya melawan Ipswich Town pada Mei 2025, di mana ia merayakan gol ke-200 sambil disambut standing ovation. Musim 2024-25 berakhir pahit dengan degradasi Leicester, tapi Vardy menolak pensiun, memilih tantangan baru di Serie A daripada liga lebih rendah. Kepindahannya ke Cremonese datang setelah penolakan tawaran dari klub-klub Inggris, karena ia ingin tetap di level top Eropa. Dengan pengalaman 26 caps untuk tim nasional Inggris dan gelar top skorer liga pada 2019-20, Vardy membawa mental juang yang sudah teruji, siap mengubah peran dari kapten Leicester menjadi senjata rahasia di lini depan Italia.
Dampak Kedatangan Vardy bagi Cremonese: Jamie Vardy Buat Kejutan Besar di Serie A!
Cremonese memulai musim dengan impresif, meraih enam poin dari dua laga pembuka: kemenangan 3-2 atas Sassuolo dan kejutan 2-1 di kandang AC Milan di San Siro. Kedatangan Vardy langsung jadi katalisator, meski debutnya dijadwalkan 15 September lawan Hellas Verona. Klub yang bertujuan bertahan di Serie A ini melihatnya sebagai tambahan pengalaman di lini serang, di mana ia bisa berduet dengan penyerang muda untuk menciptakan keseimbangan. Suporter Cremonese, yang sudah menanti dengan tato wajah Vardy di tubuh mereka, melihatnya sebagai simbol harapan. Taktik pelatih, yang mengandalkan serangan balik cepat, cocok dengan gaya Vardy yang lincah dan haus gol. Langkah ini juga strategis: kontraknya terikat dengan performa tim, mendorongnya untuk berkontribusi maksimal demi kelangsungan di liga elit.
Reaksi dan Harapan dari Penggemar serta Pesaing
Kedatangan Vardy memicu gelombang antusiasme di Italia, dengan suporter Cremonese menyambutnya di bandara sambil bernyanyi dan meminta tanda tangan. Di Leicester, mantan rekan setimnya mengirim pesan dukungan, menyebutnya sebagai “pembuat keajaiban” yang pantas dapat babak baru. Pesaing di Serie A, seperti Milan dan tim besar lain, waspada karena Vardy dikenal merepotkan pertahanan tangguh—bayangkan tendangannya yang akurat di ruang sempit ala Italia. Harapannya sederhana tapi ambisius: minimal 10 gol untuk bantu bertahan, tapi tak menutup mimpi play-off Eropa. Di usia 38, Vardy bilang ia masih lapar, terinspirasi Claudio Ranieri yang dulu angkat Leicester ke puncak. Momen ini jadi pengingat bahwa sepak bola tak kenal usia, asal semangatnya menyala.
Kesimpulan
Jamie Vardy bukan sekadar transfer akhir musim panas; ia adalah kejutan yang bisa mengubah nasib Cremonese di Serie A. Dari perjalanan panjangnya hingga sambutan hangat di Italia, Vardy membawa warisan underdog yang siap ditulis ulang. Dengan dua kemenangan awal tim dan debut yang menanti, musim ini berpotensi jadi cerita baru bagi sang veteran. Cremonese tak lagi sekadar tim promosi—kini mereka punya senjata Inggris yang haus kemenangan. Ke depan, Vardy punya kesempatan bukti bahwa keajaiban Leicester bisa terulang di negeri mode, satu gol demi satu gol.
