Jawaban Erick Thohir Atas Larangan IOC di Indonesia

jawaban-erick-thohir-atas-larangan-ioc-di-indonesia

Jawaban Erick Thohir Atas Larangan IOC di Indonesia. Jakarta kembali menjadi sorotan dunia olahraga setelah Komite Olimpiade Internasional mengeluarkan rekomendasi keras pada 23 Oktober 2025. IOC meminta agar tak ada event internasional diadakan di Indonesia, akibat penolakan visa bagi atlet Israel di Kejuaraan Gimnastik Junior Asia. Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir langsung angkat bicara, membela sikap pemerintah dengan tegas tapi tenang. “Kami paham konsekuensinya, tapi ini soal prinsip nasional,” ujarnya di konferensi pers siang tadi. Pernyataan ini bukan sekadar pembelaan; ia jadi sinyal bahwa Indonesia tak akan mundur dari komitmen konstitusionalnya. Di tengah ancaman terhadap bid Olimpiade 2036, Thohir ubah narasi dari krisis jadi peluang introspeksi, sambil jaga semangat atlet nasional tetap menyala. Malam ini, bola voli Asia Tenggara tetap digelar di Tanah Air, bukti bahwa larangan IOC tak lumpuhkan semuanya. INFO CASINO

Latar Belakang Keputusan IOC yang Kontroversial: Jawaban Erick Thohir Atas Larangan IOC di Indonesia

Keputusan IOC lahir dari insiden panas di Kejuaraan Gimnastik Junior Asia yang seharusnya digelar di Jakarta. Pada 20 Oktober, pemerintah tolak visa masuk bagi dua atlet Israel, mengutip alasan keamanan nasional dan ketertiban umum sesuai Pasal 27 UUD 1945. Langkah ini picu protes keras dari IOC, yang anggapnya diskriminatif dan langgar Piagam Olimpiade soal netralitas politik. Dalam pernyataan resminya, IOC bilang, “Rekomendasi ini untuk lindungi integritas gerakan olahraga global.” Akibatnya, event gimnastik dipindah ke negara lain, dan bid tuan rumah Indonesia untuk Olimpiade 2036 kini dipertanyakan serius.

Ini bukan pertama kalinya Indonesia hadapi friksi seperti ini. Dulu, pada 2023, AFF U-16 dibatalkan karena isu serupa, tapi Thohir saat itu berhasil selamatkan reputasi dengan cepat. Kini, dengan konteks geopolitik yang lebih tegang, IOC ambil langkah preventif: larang event Olimpiade dan cabangnya di Indonesia hingga evaluasi lebih lanjut. Federasi olahraga nasional seperti KONI langsung gelar rapat darurat, khawatir ini rembangi partisipasi atlet di Asian Games atau SEA Games. Tapi, fakta di lapangan tunjukkan dampaknya terbatas—voli Asia Tenggara tetap jalan, dan atlet Indonesia masih boleh ikut kompetisi luar. Latar belakang ini ingatkan bahwa olahraga tak lepas dari politik, dan Indonesia pilih jalan prinsip meski berat.

Respons Tegas Erick Thohir yang Tak Gentar: Jawaban Erick Thohir Atas Larangan IOC di Indonesia

Erick Thohir tak buang waktu untuk balas. Siang tadi, di Gedung Kemenpora, ia bilang, “Sikap kami lahir dari konstitusi, yang prioritaskan kedaulatan dan ketertiban. IOC punya aturannya, kami punya prinsip kami.” Nada santainya tapi tegas itu langsung redam keresahan publik, yang sempat ramai di media sosial. Thohir tak khawatir soal bid Olimpiade—ia sebut itu “masih panjang jalannya”—dan fokus ke langkah konkret: koordinasi dengan Kemenlu untuk klarifikasi, plus undang dialog dengan IOC dalam waktu dekat.

Lebih dari kata-kata, Thohir tunjukkan aksi. Ia perintahkan KONI evaluasi protokol visa ke depan, tapi tegas tolak kompromi prinsip. “Kami dukung atlet Israel ikut, asal tak ganggu stabilitas nasional,” tambahnya, buka pintu negosiasi tanpa kelihatan lemah. Respons ini mirip gayanya saat tangani sanksi AFF dulu: cepat, strategis, dan selalu libatkan stakeholder. Hasilnya? Dukungan dari atlet nasional meledak—bintang bulutangkis seperti Jonatan Christie tweet, “Bangga sama Menpora, olahraga untuk rakyat.” Thohir juga ingatkan IOC soal sejarah Indonesia sebagai tuan rumah sukses Asian Games 2018, yang catat rekor medali. Responsnya ini bukan perlawanan buta, tapi upaya bangun jembatan sambil jaga martabat.

Dampak Jangka Pendek dan Strategi Pemulihan

Larangan IOC langsung rasakan getarannya. Event gimnastik junior pindah, dan potensi hilangnya hak siar global bikin rugi federasi jutaan dolar. Bid Olimpiade 2036, yang Thohir dorong sejak 2024, kini butuh lobi ekstra ke IOC—mungkin libatkan Presiden langsung. Di level atlet, ada kekhawatiran sponsor mundur, terutama buat cabang kecil seperti gimnastik yang andalkan event internasional. Tapi, Thohir yakinkan: “Ini tak hentikan kami. Fokus ke SEA Games 2025 di Thailand, target top-2 medali.” Strateginya jelas: alihkan energi ke kompetisi regional, di mana Indonesia kuat, sambil perbaiki citra global.

Untuk pemulihan, Thohir rencanakan roadshow ke negara ASEAN, ajak diskusi soal solidaritas olahraga kawasan. Ia juga dorong reformasi internal: training center baru di Papua untuk cabang Olimpiade, plus program beasiswa atlet berbasis prestasi. Dampak positifnya? Insiden ini malah satukan federasi nasional—PSSI, PBSI, dan lainnya janji dukung penuh. Secara ekonomi, Thohir sebut ini peluang dorong industri olahraga lokal, seperti produksi apparel dan fasilitas. Jangka pendek, Indonesia tetap ikut semua event sebagai peserta, tanpa batas. Strategi ini tunjukkan Thohir paham: larangan boleh datang, tapi semangat tak tergoyahkan.

Kesimpulan

Jawaban Erick Thohir atas larangan IOC jadi contoh ketangguhan ala Indonesia: tegas di prinsip, lincah di aksi. Dari pembelaan konstitusional hingga rencana dialog, ia ubah ancaman jadi momentum perbaikan. Olahraga Tanah Air tak ambruk—malah lebih solid, siap unjuk gigi di SEA Games dan Asian Games. Bid Olimpiade 2036 mungkin tertunda, tapi mimpi itu tetap hidup. Thohir ingatkan kita: di panggung global, martabat lebih berharga dari trofi. Dengan langkah ini, Indonesia tak cuma bertahan, tapi maju—siap sambut tantangan berikutnya dengan dada tegak.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *