Kecewanya Patrick Kluivert Usai Dikalahkan Arab Saudi

kecewanya-patrick-kluivert-usai-dikalahkan-arab-saudi

Kecewanya Patrick Kluivert Usai Dikalahkan Arab Saudi. Kekalahan dramatis 2-3 Timnas Indonesia dari Arab Saudi di laga perdana Grup B ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026, Rabu malam (8/10/2025) di King Abdullah Sports City, Jeddah, tak hanya rampas tiga poin krusial tapi juga picu kekecewaan mendalam dari pelatih Patrick Kluivert. Garuda sempat unggul 2-0 lewat dua penalti dingin Kevin Diks, tapi Green Falcons balikkan keadaan dengan gol Saleh Al-Shehri, brace Firas Al-Buraikan, dan finis Abdullah Radif. Kluivert, mantan bintang Barcelona yang gantikan Shin Tae-yong Januari lalu, tak segan ungkapkan frustrasinya di konferensi pers pasca-laga: “Ini sangat mengecewakan, kami punya peluang emas tapi buang semuanya.” Di usia 49 tahun, Kluivert hadapi ujian terbesar sejak ambil alih—rekor away buruk dengan kebobolan minimal tiga gol per laga. Artikel ini kupas kekecewaannya, dari reaksi langsung hingga implikasi bagi Garuda yang kini juru kunci grup. BERITA TERKINI

Reaksi Langsung Kluivert: Frustrasi atas Lengah Babak Kedua: Kecewanya Patrick Kluivert Usai Dikalahkan Arab Saudi

Di ruang pers yang penuh wartawan, Kluivert tak sembunyikan kekecewaannya. “Kami start bagus, dua penalti dan kuasai permainan, tapi babak kedua seperti tim lain—hilang fokus dan biarkan mereka comeback,” katanya, mata memicing ke arah mikrofon. Ini bukan pertama kalinya; rekor tiga kekalahan away di bawahnya—kalah 5-1 dari Australia, 6-0 lawan Jepang, dan kini 2-3 Saudi—selalu libatkan jebolan cepat setelah unggul sementara. Kluivert soroti penalti Diks sebagai “hadiah langit” dari foul ceroboh bek Saudi, tapi tambah: “Itu tak cukup jika kami tak tahan tekanan.” Frustrasinya terlihat saat ia geleng-geleng kepala bahas penguasaan bola Saudi yang naik ke 62 persen pasca-istirahat, ciptakan 12 tembakan.

Kluivert, yang janjikan gaya pressing tinggi ala Belanda, akui adaptasi skuad masih mentah. “Pemain profesional tak boleh kasih alasan, tapi malam ini kami underperform total.” Pernyataan ini picu gelombang dukungan dari fans di media sosial, tapi juga kritik: Banyak yang tanya kenapa Rizky Ridho lagi-lagi cadangan, meski Kluivert bilang itu rotasi untuk jaga fitness. Reaksinya ini mirip pasca-kalah dari Jepang Juni lalu, di mana ia sebut “kami harus belajar dari kekalahan besar ini.” Kekecewaan itu jadi panggilan bangun: Garuda tak boleh ulangi lengah, apalagi dengan jadwal padat lawan Irak tiga hari lagi di Basra.

Analisis Taktis: Kelemahan Pertahanan yang Jadi Biang Kerok: Kecewanya Patrick Kluivert Usai Dikalahkan Arab Saudi

Kluivert tak segan bongkar kelemahan taktikalnya sendiri, fokus pada formasi 4-2-3-1 yang gagal solidkan lini belakang. “Pertahanan kami rapuh, kebobolan tiga gol dari set-piece dan crossing—itu PR besar,” ujarnya, merujuk brace Al-Buraikan yang eksploitasi duel udara. Di tiga laga away, Garuda selalu kebobolan minimal tiga, dengan total 14 gol—pola yang Kluivert sebut “tak bisa diterima di level ini.” Ia akui, meski naturalisasi seperti Diks dan Jay Idzes beri kekuatan, integrasi mereka dengan bek lokal seperti Justin Hubner masih kurang sinkron.

Lebih dalam, Kluivert kecewa dengan transisi defense-attack: Indonesia ciptakan 9 peluang tapi konversi hanya 22 persen, sementara Saudi efisien 25 persen dari 15 tembakan. “Kami pressing tinggi awal, tapi lelah dan biarkan mereka kuasai midfield.” Ini kontras dengan era Shin Tae-yong, di mana Garuda seri 1-1 dan menang 2-0 lawan Saudi di ronde tiga. Kluivert, yang bawa 16 pemain diaspora Belanda, janji evaluasi: “Saya tak takut ubah formasi ke 3-5-2 untuk tambah layer belakang.” Kekecewaannya ini jadi momentum refleksi—bukan salahkan pemain, tapi akui game plan-nya butuh polesan demi hindari narasi “tim rapuh” yang melekat.

Dampak Emosional bagi Tim dan Harapan Pemulihan Cepat

Kekecewaan Kluivert tak berhenti di kata-kata; ia rasakan dampaknya ke skuad. Pasca-laga, ia gelar sesi tim tertutup di hotel Jeddah, di mana katanya “kami harus saling angkat, ini bukan akhir.” Pemain seperti Marselino Ferdinan akui moral terpukul setelah unggul 2-0 tapi ambruk, sementara Diks sebut “penalti kedua seharusnya jadi turning point, tapi kami lengah.” Kluivert, dengan pengalaman juara Liga Champions 1995, gunakan frustrasinya untuk motivasi: “Saya kecewa karena tahu potensi kami lebih dari ini—280 juta orang tunggu kami bangkit.”

Dampak lebih luas? Tekanan dari PSSI naik, meski presiden Prabowo Subianto beri dukungan via video call pasca-laga. Kluivert lihat peluang pemulihan di laga Irak: “Itu final kedua, menang bisa balikkan selisih gol dan moral.” Strateginya ke depan termasuk drill intensif set-piece defense dan rotasi lebih pintar, hindari overtraining seperti kasus Ridho. Kekecewaan ini, ironisnya, bisa jadi katalisator—mirip saat kalah 6-0 dari Jepang yang malah dorong finis keempat ronde tiga. Bagi Garuda, ini ujian mental: Dari kecewa jadi lapar poin.

Kesimpulan

Kekecewaan Patrick Kluivert usai kalah 2-3 dari Arab Saudi bukan sekadar emosi sesaat, tapi panggilan darurat bagi Timnas Indonesia untuk perbaiki fondasi. Dari frustrasi atas lengah babak kedua hingga kritik tajam ke pertahanan rapuh, ia tunjukkan komitmen bangun skuad kompetitif—meski rekor away buruk jadi noda. Dengan nol poin dan selisih gol minus satu, Garuda butuh kemenangan lawan Irak untuk hidupkan mimpi Piala Dunia 2026. Kluivert, dengan warisan Barcelona-nya, yakin: “Kami kecewa sekarang, tapi ini bahan bakar untuk maju.” Bagi fans, ini janji Garuda yang lebih tangguh—ronde empat panjang, dan kekecewaan malam Jeddah bisa jadi cerita comeback epik.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *