Joey Pelupessy Bela Erick Thohir Usai Gagal Lolos Piala Dunia

joey-pelupessy-bela-erick-thohir-usai-gagal-masuk-piala-dunia

Joey Pelupessy Bela Erick Thohir Usai Gagal Lolos Piala Dunia. Pada 17 Oktober 2025, Joey Pelupessy, gelandang naturalisasi Timnas Indonesia, kembali menjadi sorotan dengan unggahan emosional di media sosialnya. Kali ini, ia secara tegas membela Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di tengah gelombang kritik pasca-kegagalan Timnas Garuda lolos ke Piala Dunia 2026. Pesan Pelupessy, yang menyusul dukungan dari rekan setim seperti Jay Idzes dan Calvin Verdonk, menekankan apresiasi atas kondisi terbaik yang diciptakan Thohir bagi skuad. Kegagalan di babak ketiga kualifikasi Asia—setelah kalah agregat 1-5 dari Australia pada Oktober—memang menimbulkan kekecewaan nasional, tapi suara Pelupessy jadi pengingat akan kemajuan bertahap. Sebagai pemain Eropa yang baru bergabung sejak Maret, ia mewakili harapan regenerasi. Artikel ini mengurai makna dukungannya, konteks kegagalan, dan dampak bagi masa depan sepak bola Indonesia. REVIEW FILM

Dukungan Pelupessy yang Datang dari Pengalaman Pribadi: Joey Pelupessy Bela Erick Thohir Usai Gagal Lolos Piala Dunia

Joey Pelupessy tak main-main saat menyuarakan belaannya. Dalam unggahan Instagramnya, ia mulai dengan mengakui reaksi publik: “Setelah semua reaksi mengenai Bapak Thohir, saya bisa mengatakan berdasarkan pengalaman pribadi.” Ia lanjutkan dengan pujian langsung: “Bahwa Bapak Thohir dan timnya selalu menciptakan kondisi terbaik bagi kami sebagai sebuah tim agar bisa tampil maksimal untuk Timnas Indonesia.” Kata-kata ini bukan sekadar sopan santun; Pelupessy, yang proses naturalisasinya diurus Thohir sejak awal 2025, rasakan manfaatnya secara langsung. Dari debut melawan Bahrain hingga perjuangan di laga-laga kualifikasi, ia dapat fasilitas latihan modern, dukungan medis lengkap, dan lingkungan kompetitif yang mendukung.

Pelupessy tutup pesannya dengan ajakan positif: “Untuk menutup pesan ini, saya ingin mengatakan, yolong terus dukung Timnas dan Bapak Thohir bersama-sama sebagai satu kesatuan, seperti yang selalu kalian lakukan. Dukungan positif selalu, dan setiap saat, memberikan kami begitu banyak energi dan keyakinan.” Ini jadi pesan kuat bagi suporter yang sempat kecewa, terutama setelah Erick Thohir umumkan pemecatan pelatih Patrick Kluivert pada 10 Oktober. Pelupessy, dengan enam caps dan kontribusi satu gol, posisikan dirinya sebagai jembatan antara pemain dan pengurus. Dukungannya ini ikut redam api kritik, ingatkan bahwa kegagalan bukan akhir, tapi bagian dari proses panjang menuju kompetisi besar seperti Piala Asia 2027.

Konteks Kegagalan Kualifikasi dan Reaksi Pemain Lain: Joey Pelupessy Bela Erick Thohir Usai Gagal Lolos Piala Dunia

Kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 terasa pedih, tapi tak sepenuhnya tak terduga. Di babak ketiga Grup C, Garuda finis di posisi ketiga dengan delapan poin dari delapan laga—kemenangan atas Bahrain dan Arab Saudi jadi highlight, tapi kekalahan telak 0-5 dari Jepang serta agregat buruk lawan Australia (0-2 leg pertama, 1-3 leg kedua) segel nasib. Ranking FIFA turun ke 134, meski naik dari 150 sebelumnya. Erick Thohir, dalam pernyataannya enam hari lalu, minta maaf secara terbuka: “Kami gagal capai target, tapi proses ini bangun fondasi kuat.” Respons cepatnya—pecat Kluivert dan staf—jadi langkah tegas, tapi justru picu serangan dari sebagian suporter yang tuding pengelolaan kurang optimal.

Di tengah itu, dukungan dari pemain muncul sebagai penyeimbang. Jay Idzes, kapten skuad, duluan posting pada 15 Oktober, puji Thohir atas komitmen jangka panjang: “Tanpa dukungan beliau, kami tak bisa sejauh ini.” Calvin Verdonk ikut sehari kemudian, tekankan fasilitas terbaik dan semangat tim. Kini Pelupessy lengkapi trio itu, ciptakan narasi solidaritas. Ketiganya, sebagai naturalisasi, rasakan dampak langsung dari kebijakan Thohir—like percepatan proses untuk Emil Audero, Dean James, dan dirinya sendiri. Reaksi ini kontras dengan suara kritis dari mantan pemain atau analis, yang soroti kurangnya konsistensi taktik. Tapi bagi skuad, ini sinyal: kegagalan kolektif, bukan salah satu pihak, dan dukungan Thohir jadi kunci bangkit.

Peran Erick Thohir dalam Transformasi Sepak Bola Indonesia

Erick Thohir, sejak jabat Ketua PSSI pada 2023, ubah wajah sepak bola nasional dengan visi ambisius. Ia dorong naturalisasi talenta Eropa seperti Pelupessy—gelandang Sheffield Wednesday yang bawa pengalaman Championship—untuk perkuat lini tengah. Pada Maret 2025, Thohir umumkan doa agar Pelupessy, Audero, dan James siap bela tim lawan Australia dan Bahrain, yang akhirnya terwujud meski hasil campur aduk. Investasi infrastruktur jadi andalan: renovasi stadion, program pemusatan latihan di Eropa, dan kolaborasi dengan liga domestik. Hasilnya? Timnas naik peringkat FIFA 16 poin dalam dua tahun, plus lolos babak kedua kualifikasi—prestasi terbaik sejak 2006.

Kini, pasca-kegagalan, Thohir hadapi ujian kredibilitas. Kritik seputar pemilihan Kluivert—mantan bintang Belanda yang bawa gaya menyerang—disebut terlalu berisiko. Tapi belaannya dari Pelupessy dan kawan soroti sisi positif: kondisi tim lebih baik, pemain muda seperti Arkhan Kaka dapat ruang berkembang. Thohir juga urus perpindahan federasi untuk pemain baru, pastikan skuad lebih beragam. Transformasi ini tak instan; target realistis kini Piala AFF Desember 2025 dan kualifikasi Piala Asia. Dukungan Pelupessy jadi penguat: Thohir bukan musuh, tapi mitra dalam perjuangan Garuda capai mimpi global.

Kesimpulan

Dukungan Joey Pelupessy untuk Erick Thohir pada 17 Oktober 2025 jadi titik terang di akhir babak kelam kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan kata-kata pribadi yang tulus, ia ingatkan bahwa kondisi terbaik dari pengurus jadi fondasi sukses, susul Jay Idzes dan Calvin Verdonk dalam solidaritas skuad. Kegagalan ini sakit, tapi juga pelajaran: dari kekalahan agregat lawan Australia hingga pemecatan Kluivert, semuanya bagian proses. Thohir, dengan visi jangka panjangnya, punya peluang tebus dosa di Piala AFF dan seterusnya. Bagi suporter, pesan Pelupessy jelas: dukung positif, satukan kekuatan. Garuda tak jatuh; ia siap terbang lebih tinggi. Dengan energi seperti ini, mimpi Piala Dunia 2030 bukan lagi khayalan jauh.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *